Kisah bagaimana mahasiswa Robotika Unair bisa kuliah di University of Edinburgh melalui IISMA

TEMPO.CO, Jakarta – Fathia Feriztha Saifuddin, mahasiswa Teknik Robotika dan Kecerdasan Buatan (TRKB) Teknologi Maju dan Multidisiplin (FTMM) Universitas Airlangga atau Unair saat ini belajar di University of Edinburgh hingga 23 Desember 2023. Ia tiba di kampus di Inggris berkat International Student Mobility Awards Scholarship di Indonesia (IISMA).

Melalui program IISMA, murid Anda dapat memilih universitas di luar negeri dan belajar selama satu semester. “Saya memilih University of Edinburgh karena program studi yang tersedia sesuai dengan minat saya,” kata Fathia dikutip dari situs Unair, Kamis, 26 Oktober 2023.

Selain itu, menurut Fathiya, perguruan tinggi ini secara konsisten masuk dalam peringkat 50 universitas terbaik dunia selama beberapa tahun terakhir. “Budaya Skotlandia dan arsitekturnya yang menarik juga membuat saya tertarik untuk memilihnya,” kata Fathiya.

Kampus ini memiliki arsitektur modern, namun masih terdapat sejumlah bangunan dengan arsitektur abad pertengahan (medieval), Georgia, dan neoklasik. “Meskipun sebagian gedung di kampus sudah berarsitektur modern, namun masih ada pula gedung-gedung berarsitektur kuno yang disebut perguruan tinggi tua,” kata Fathia.

Hal lain yang menarik minatnya adalah berbagai kegiatan non-akademik di kampus. Beberapa kegiatan tersebut adalah klub olahraga sebagai wadah bagi mahasiswa peminat olahraga dan masyarakat untuk menyalurkan minatnya.

“Banyak klub olahraga Dan masyarakat yang ditawarkan. “Butuh waktu empat hari untuk mengenalkan mahasiswa pada kegiatan non-akademik melalui pameran,” kata Fathia.

Proses Seleksi Beasiswa

Periklanan

Seperti pelamar lainnya, Fathia harus melalui serangkaian proses sebelum diterima sebagai penerima beasiswa IISMA. Melalui dua tahap yaitu tahap manajemen dan tahap wawancara.

Pada tahap administrasi, pelamar mengunggah beberapa dokumen, seperti ijazah bahasa Inggris, empat esai, surat kepala kurikulum, surat tanda tangan orang tua, dll. Setelah lolos tahap pertama, siswa akan melanjutkan ke tahap wawancara yang dilaksanakan dalam bahasa Inggris selama maksimal 30 menit.

Menurut Fathiya, mahasiswa awalnya ragu ketika ingin mengikuti IISMA atau pertukaran pelajar lainnya. Menurutnya, setiap orang harus melawan rasa ragu tersebut dan berani mencoba.

Sekalipun gagal atau tidak sesuai harapan, itu menjadi pembelajaran untuk menjadi lebih baik lagi ke depannya. “Selalu ada pembelajaran berharga dari kegagalan dan itu adalah persiapan untuk menghadapi peluang berikutnya. Jika Anda mempunyai keberanian untuk memimpikannya, milikilah keberanian untuk melakukan sesuatu untuk mewujudkannya.– kata Fathiya.

Pilihan Redaksi: Kisah Mahasiswa Unair Belajar, Belajar, dan Menjadi Asisten Peneliti di UC David



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *