20.000 orang mengungsi akibat bentrokan di perbatasan Israel-Lebanon

TEMPO.CO, Jakarta – Sekitar 20.000 orang menjadi pengungsi Libanon selatan dan daerah lain setelah serangan Israel Pada 7 Oktober 2023, badan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengatakan konflik meningkat di sepanjang perbatasan Israel-Lebanon menyusul pecahnya perang di Gaza.

Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM) mengatakan pada Senin, 23 Oktober 2023, bahwa 19.646 orang telah meninggalkan rumah mereka di Lebanon sejak organisasi tersebut mulai memantau pergerakan tersebut pada 8 Oktober, sehari setelah serangan militan terhadap Israel. Hamas dan serangan Israel terhadap Gaza.

Temuan IOM menunjukkan bahwa gerakan tersebut sebagian besar dilakukan oleh pengungsi dari Lebanon bagian selatan, dan sebagian lagi bermigrasi dari daerah lain. Banyak orang yang melarikan diri dari Lebanon selatan telah pindah ke utara menuju kota pesisir Tirus, 18 km dari perbatasan.

Pihak berwenang Israel juga telah mengevakuasi puluhan kota dan pemukiman dari wilayah utara Israel.

Kelompok militan bersenjata lengkap Hizbullah di Lebanon semakin sering melakukan baku tembak dengan pasukan Israel di sepanjang perbatasan, eskalasi terburuk sejak perang kedua belah pihak pada tahun 2006.

Anggota parlemen Tyrian, Inaya Ezzeddine, mengatakan langkah tersebut akan memberikan tekanan pada keluarga angkat dan pemerintah Lebanon, yang sedang berjuang mengatasi krisis ekonomi.

“Perang ini terjadi pada saat krisis ekonomi besar dan masyarakat tidak mempunyai persediaan,” kata Ezzeddine, seraya menambahkan bahwa sekitar 6.000 orang berlindung di Tyre dan tiga sekolah digunakan untuk menampung beberapa dari mereka.

Ia mengatakan, saat ini mereka belum bisa membuka semua sekolah sebagai shelter karena sekolah masih buka. “Setiap sekolah yang kami buka (untuk pengungsi) berarti kami melarang siswa menggunakannya,” tambahnya.

Periklanan

Guru sekolah Yolla Ali al Swaid melarikan diri ke Tirus setelah terluka akibat tembakan di rumahnya di desa perbatasan Dhaira.

“Empat lantai sekolah sudah penuh. Kami berjumlah 11 orang di ruangan itu, termasuk keluarga saudara perempuan saya,” kata Ali al-Swaid kepada Reuters, seraya menambahkan bahwa kerumunan orang yang semakin banyak mendorong beberapa orang untuk mempertimbangkan untuk kembali ke rumah.

“Ada orang yang berpikir untuk menggantungkan kain putih di rumah mereka ketika mereka kembali ke sana,” kata Swaid, yang juga meninggalkan rumahnya selama perang tahun 2006.

Hizbullah mengatakan 27 militan tewas dalam pertempuran sejak 7 Oktober. Sementara itu, sumber keamanan Lebanon mengatakan 11 militan dari kelompok Palestina yang bersekutu dengan Hizbullah di Lebanon juga tewas.

Menurut tentara Israel, tujuh tentaranya tewas di wilayah perbatasan.

Reuters

Pilihan Editor Top 3 Dunia: Media Asing Serang Kandidat Gibran, Hizbullah Israel



Quoted From Many Source

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *